adsense

Jumat, 16 Maret 2012

JANGAN ANGGAP SEPELE KESEMUTAN

KESEMUTAN atau kebas adalah gejala yang hampir pernah dialami oleh semua orang. Biasanya kesemutan menyerang apabila kita terlalu lama diam atau berada dalam satu posisi tertentu misalnya, duduk sambil menekuk kaki untuk waktu yang lama atau tangan tertindih badan saat tidur. Kalau sudah kesemutan, biasanya lama-lama terasa kebal atau bahkan ngilu nammun akan berangsur-angsur hilang jika kita mulai menggerak-gerakkan bagian tubuh yang kesemutan tersebut. Karena sifatnya easy-come-easy-go, maka kita cenderung menganggap kesemutan adalah hal "biasa", padahal kesemutan justru bisa jadi pertanda adanya hal-hal yang tidak biasa. Lho kok bisa? Kesemutan umumnya memang mudah hilang saat bagian tubuh yang kesemutan dikibas-kibaskan atau digerak-gerakkan perlahan. namun ada pula kesemutan yang tidak hilang sendiri.




Apabila seseorang mengalami kesemutan disatu bagian tubuh, kemudian menjalar kebagian tubuh yang lain disekitarnya dan kemudian memperburuk fungsi-fungsi tubuh lainnya, bisa jadi itu adalah manifestasi tumor di bagian depan otak. Sebuah penyakit amat serius dengan gejala awal sepele.

Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala manifestasi dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh dengan sebab macam-macam. Yang paling sederhana misalnya, jalan darah tertutup akibat satu bagian tubuh tertentu ditekuk terlalu lama. Pada orang sensitif, tidur miring terlalu lama saja bisa menyebabkan kesemutan. Juga duduk dengan siku ditekuk. Sistem saraf sensorik mempunyai prosedur kerja baku. Stimulus berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin diterima oleh reseptor di kulit, yang lalu dikirimkan ke saraf tepi, lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat disumsum tulang belakang. Disini stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran utama impuls-impuls sensoris). Dari sini stimulus di kirimkan ke kulit otak (cerebral cortex). Baru pada saat inilah apa yang di rasakan tadi disadari oleh si individu. Kalau ada gangguan dalam jalur sensori baku tadi, maka timbullah kesemutan.





Kesemutan yang tidak di sertai gejala-gajala lain biasanya menandakan adanya gangguan reseptor di kulit atau pada cabang saraf tepi. Namun kita mesti lebih waspada jika ada gejala lain di luar kesemutan. Bukan hanya kelumpuhan, kesemutan bisa juga di sertai gangguan penglihatan, pendengaran, gabungan keduannya, atau lainnya. Kalau ada tumor di otak, selain gejala kesemutan atau tebal tadi, ada juga sakit kepala, muntah-muntah, dan kelumpuhan kecil.

Kesemutan sebagai bagian dari gejala penyakit sebenarnya yaitu tahap paling awal dari suatu proses kehilangan rasa. Kalau tahap paraesthesia (kesemutan) sudah terlampaui, pasien meningkat pada hypaesthesia (baal) sampai akhirnya mengalami anaesthesia (hilang rasa sama sekali). Maka bila kesemutan tak hilang hanya dengan dikibaskan, bila tadinya hanya terasa di dua jari kemudian di semua jari lalu merambat ke tangan. Bila tadinya tadinya hanya terjadi sekali-sekali namun kini hampir tiap hari atau bila kesemutannya telah meningkat menjadi baal, itu saatnya kita pergi ke dokter.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar